angka kelelawar

2024-10-06 14:15:21  Source:angka kelelawar   

angka kelelawar,sultanking 77,angka kelelawar

JPNN.com » Ekonomi » Makro » Penyederhanaan Struktur Tarif Cukai Dinilai Bakal Suburkan Rokok Ilegal

Penyederhanaan Struktur Tarif Cukai Dinilai Bakal Suburkan Rokok Ilegal

Sabtu, 20 Juli 2024 – 20:47 WIB Penyederhanaan Struktur Tarif Cukai Dinilai Bakal Suburkan Rokok IlegalFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comTumpukan rokok ilegal yang disita petugas Bea Cukai Sidoarjo. ilustrasi. Foto: Dokumentasi Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melalui dokumen Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) 2025 mencantumkan rencana untuk melakukan intensifikasi kebijakan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT), salah satunya melalui penyederhanaan layer.

Penyederhanaan layer atau struktur tarif cukai rokok dinilai berpotensi menyuburkan rokok ilegal.

Penyederhanaan tarif cukai itu dianggap akan membuat konsumen yang terbebani dengan kenaikan harga berpotensi lari ke pasar rokok ilegal. 

Baca Juga:
  • Gelar Operasi Gempur, Bea Cukai Amankan Puluhan Ribu Rokok Ilegal

Akademisi Universitas Padjajaran Wawan Hermawan mengatakan penyederhanaan tarif cukai tersebut akan membuat produsen besar mendominasi pasar, sehingga hanya rokok dengan harga yang relatif mahal saja yang akan tersedia.

"Harga rokok (legal) dari Rp 25 hingga Rp 30.000 dibanding (rokok ilegal) yang Rp 10 hingga Rp 15.000. Kebijakan itu akan sangat menurunkan minat terhadap rokok legal,” ucap Wawan dalam keterangannya, Sabtu (20/7).

Menurut dia, dengan adanya tekanan ekonomi yang dihadapi masyarakat, banyak perokok yang mencari alternatif lebih murah untuk tetap memenuhi kebiasaan mereka.

Baca Juga:
  • Dorong UMKM Naik Kelas, Bea Cukai Beri Asistensi Lewat Coaching Clinic

Pada akhirnya, akan meningkatkan konsumsi rokok ilegal maupun sigaret kretek tangan (SKT).

Terlebih, jumlah perokok di kalangan pendapatan rendah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perokok di kalangan penghasilan menengah tinggi.

Read more