hondaslot

2024-10-08 17:49:54  Source:hondaslot   

hondaslot,imperialtoto,hondaslot

JPNN.com » Internasional » Eropa » Tebus Dosa, Belanda Bakal Kembalikan Benda Bersejarah Milik Bekas Jajahan

Tebus Dosa, Belanda Bakal Kembalikan Benda Bersejarah Milik Bekas Jajahan

Rabu, 14 Oktober 2020 – 15:49 WIB Tebus Dosa, Belanda Bakal Kembalikan Benda Bersejarah Milik Bekas JajahanFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comIlustrasi -- Koleksi benda bersejarah di Museum Nasional Jakarta , Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Teresia May

jpnn.com, AMSTERDAM - Pemerintah Belanda siap melacak pemilik ribuan benda bersejarah yang dirampas dari daerah bekas jajahan dan mengembalikan peninggalan tersebut ke para pemiliknya.

Namun, menurut Museum Nasional Belanda, Rijksmuseum, Selasa (13/10), menemukan para pemilik sah benda bersejarah tersebut tidak akan mudah.

Dari ribuan benda hasil rampasan itu, dua di antaranya adalah berlian dari sebuah kesultanan di Indonesia dan sebuah meriam yang dulunya digunakan untuk menyambut kedatangan raja di Sri Lanka.

Baca Juga:
  • Gelombang Kedua COVID-19, Belanda Perketat Pembatasan Sosial

Rijksmuseum mengatakan sekitar 4.000 koleksi museum punya hubungan jelas dengan sejarah kolonial kerajaan, yang berlangsung selama kurang lebih 300 tahun sejak pertengahan abad ke-17.

Selama berkuasa, kekuasaan kolonialisme Belanda terpusat di Asia Tenggara dan wilayah Karibia.

Kepala Sejarah Rijksmuseum, Valika Smeulders, menyambut baik rencana pemerintah. Sebuah komisi independen di Belanda bulan ini menyebut keputusan pemerintah terus menyimpan benda bersejarah hasil rampasan era kolonial sebagai sesuatu yang salah secara historis.

Baca Juga:
  • Kekalahan Timnas Belanda dari Italia Sepertinya Membawa Korban

“Museum menerima pengetahuan baru, suara baru, keahlian baru, dan cara-cara baru untuk menerima masa lalu dan bagaimana kita melihat objek-objek ini... Kami akan meruntuhkan tembok-tembok di museum,” kata Smeulders.

Belanda berencana membentuk pusat penelitian independen sebagai pusat data karya seni zaman kolonial, yang nantinya juga akan memuat asal benda serta bagaimana karya-karya tersebut didapatkan. Pusat penelitian itu juga berencana membentuk panel yang akan mengurusi permintaan restitusi. Menurut Smeulders, pekerjaan tersebut akan sulit dilakukan.

Read more